Sabtu, 19 April 2014

Situs Gunung Padang dan Perhatian Presiden RI






Perlu Cetak Biru untuk Situs Gunung Padang

Politikindonesia - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meninjau langsung dan mendapatkan penjelasan mengenai apa yang dihasilkan dalam penelitian mengenai situs megalitikum Gunung Padang. SBY meyakini, situs Gunung Padang akan menjadi salah satu ikon sejarah, heritage, dan wisata terkenal di Tanah Air.

Dalam kunjungannya ke situs megalitik yang terletak di  Desa Karyamukti, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (25/2) siang, SBY menegaskan,  ia akan mengambil suatu posisi, keputusan, yang menjadi kebijakan untuk penelitian dan nantinya pemugaran situs Gunung Padang itu, agar bisa dilaksanakan secara tuntas.

Negara memiliki kewajiban untuk menuntaskan penelitian dan dilanjutkan dengan pemugaran situs purba Gunung Padang itu. Yang  perlu dilakukan adalah pengorganisasian kemudian penetapan area penelitian dan pemugaran, pembagian tugas dan tanggung jawab, anggaran dan logistik yang diperlukan, proteksi atau pengamanan ketika penelitian atau pemugaran dilaksanakan, dan berbagai hal.

SBY  meyakini situs purba Gunung Padang akan menjadi salah satu ikon sejarah, heritage, dan wisata. Karena itu, Kepala Negara meminta kepada menteri terkait, Gubernur Jawa Barat, Bupati Cianjur,  jajaran Kepolisian dan TNI, dan tentunya tim peneliti untuk segera duduk bersama sehingga bisa ditetapkan rencana aksi yang definitif yang naninya akan dituangkan  dalam suatu kebijakan nasional yang dijalankan bersama.

Mengenai besarnya perhatian peneliti mancanegara terhadap situs ini,  Presiden SBY mengatakan,  karena hal ini adalah luar biasa untuk mereka. Apalagi, situs ini dikaitkan dengan situs serupa di banyak negara di Amerika Latin, Timur Tengah, Eropa, Tiongkok, dan lain-lain. 

Untuk itu, Presiden SBY mengingatkan, perlunya kita memiliki terlebih dahulu rencana, kebijakan, dan konsep, yang tertuang dalam blue print, road map, dan rencana aksi.

“Ini tentu suatu yang luar biasa di mata mereka. Saya berprinsip dan berpendapat kita buat dulu cetak biru. Kemudian, kalau mereka ingin datang, menyaksikan atau apapun, semua itu setelah kita punya blue print dan rencana aksi," ujar SBY.

Presiden mengatakan, keterlibatan pihak asing dalam penelitian, sejauh membawa manfaat, sah-sah saja. Namun, ia mengingatkan, hendaknya prioritas ditujukan kepada putra-putri bangsa. Karena situs ini sudah lama diketahui publik, menjadi tanggung jawab peneiliti untuk melakukan pemugaran sampai tuntas. 

The sooner the better. Sudah lama ini diketahui publik, mereka ini melihat hasil akhir dari penelitian dan Insya Allah pemugaran nanti. Jangan hanya business as usual, melainkan harus ada percepatan-percepatan, dan tentunya dengan tidak menghilangkan kehati-hatian,” ujar Presiden SBY.

Diakui Kepala Negara, ini memerlukan bukan hanya keterampilan yang tinggi, instrumen yang tepat, pengalaman dan jam terbang yang tinggi pula, tapi juga koordinasi, kolaborasi di antara berbagai disiplin ilmu yang melaksanakan penelitian dan nantinya pemugaran situs Gunung Padang ini.

Mudah-mudahan dalam 1-2 bulan ini maksimal, sudah bisa kita tetapkan (kebijakannya). Kemudian, kita lakukan penelitian lanjutan dan nanti pemugaran," ujar Presiden.

Presiden SBY meminta dukungan dari semua pihak, termasuk  masyarakat lokal, untuk bersama-sama menyukseskan apa yang tengah dilakukan dalam penelitian dan rencana pemugaran situs purba Gunung Padang itu. “Lanjutkan tugas, pemerintah akan back up penuh dan beri bantuan-bantuan yang diperlukan,” tandas SBY.

Sekedar informasi Tim Terpadu Riset Mandiri merupakan kelanjutan dari Tim Katasrofi Purba yang pembentukannya diinisiasi Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana, Andi Arief, pada awal 2011 lalu. 

Tim katastrofi purba ini melakukan riset untuk meneliti aktifitas sesar aktif Cimandiri yang melintas dari Pelabuhan Ratu sampai Padalarang melewati Gunung Padang. Ketika tim melakukan survei bawah permukaan Gunung Padang, ditemukan sejumlah anomali dan kejanggalan. Diketahui digunung padang tidak ada intrusi magma. 

Kemudian tim peneliti melakukan survei bawah permukaan Gunung Padang secara lebih lengkap dengan metodologi geofisika, yakni geolistrik, georadar, dan geomagnet di kawasan Situs tersebut. Hasilnya, tim menemukan indikasi meyakinkan bahwa Gunung Padang sebuah bukit yang dibuat atau dibentuk oleh manusia (man-made). 

Kelanjutan riset pada November 2011, membuat tim yang dipimpin oleh Dr. Danny Hilman Natawidjaja dan terdiri dari pakar kebumian ini semakin meyakini bahwa Gunung Padang dibuat oleh manusia masa lampau yang pernah hidup di wilayah itu.

Hasil survei dan penelitian kemudian dipresentasikan pada berbagai pertemuan ilmiah baik di tingkat nasional maupun internasional, bahkan mendapat apresiasi dari Prof. Dr. Oppenheimer. 

Dari penelitian awal ini, Staf Khusus Presiden bidang Bantuan  Sosial dan Bencana menginisiasi pembentukan tim peneliti yang lebih lengkap yang difokuskan untuk melakukan studi lanjutan di Gunung Padang, dimana para anggota peneliti diperluas dan melibatkan berbagai bidang disiplin ilmu dan berbagai keahlian. Tim ini dinamakan Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM).

Dalam tim ini bergabung sejumlah pakar. Sebut saja Dr. Ali Akbar seorang peneliti prasejarah dari Universitas Indonesia, yang memimpin penelitian bidang arkeologi. Kemudian Pon Purajatnika, M.Sc., memimpin penelitian bidang arsitektur dan kewilayahan, Dr. Budianto Ontowirjo memimpin penelitian sipil struktur, dan Dr. Andang Bachtiar seorang pakar paleosedimentologi, memimpin penelitian pada lapisan-lapisan sedimen di Gunung Padang. 

Dari penelitian TTRM didapat fakta, struktur punden berundak tersebut tidak hanya ada puncak seperti yang selama ini diperkirakan, tapi meliputi badan bukit setinggi 100 meter dengan luas 15 hektar, bahkan mungkin lebih besar lagi.

Punden berundak ini mirip Situs Machu Pichu di Peru. Yang lebih fantastis, struktur bangunan tidak hanya di (dekat) permukaan tapi berlapis‐lapis sampai puluhan meter di bawah tanah yang dibangun secara bertahap dari zaman ke zaman. Umur‐umur lapisan sudah diperkirakan berdasarkan analisa karbon dating.

TTRM meyakini, Gunung Padang berpotensi menjadi situs zaman pra‐sejarah terpenting di dunia, yang menjadi saksi sejarah timbul dan tenggelamnya peradaban sejak zaman es. Keberadaan situs ini sekaligus pembuktian terhadap hipotesis bahwa bencana katastrofi dapat me‐reset populasi dan peradaban manusia seperti halnya bencana banjir Nabi Nuh dalam Kitab‐kitab suci. 

Selain akan menjadi bukti sejarah, hasil riset sementara TTRM juga menyimpulkan bahwa ruang bawah tanah Gunung Padang menjadi saksi sejarah timbul dan tenggelamnya peradaban sejak zaman es.

(aan/rin/kap)

0 komentar: