Sabtu, 24 Oktober 2009

Peran Keluarga terhadap Kamtibmas

Ada baiknya kita mendiskusikan peran keluarga dalam mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).

Ini mengingat, dewasa ini masalah kamtibmas sering menjadi sorotan berbagai pihak. Para pengamat, pendidik, aparat keamanan maupun anggota masyarakat luas merasa prihatin dengan masalah kamtibmas ini.

Keprihatinan itu terkait dengan permasalahan Kamtibmas yang kian kompleks dan rumit dalam pencegahan maupun penanganannya. Kasus-kasus seperti pencopetan, penjambretan, penjarahan, pencurian, perampokan bahkan pembunuhan dan perkosaan merupakan sederet masalah yang semuanya bermuara pada ketidaksuksesan upaya menangani problem Kamtibmas ini. Karenanya, problem Kamtibmas senantiasa layak untuk diangkat ke depan publik dengan harapan memperoleh solusi yang tepat.

Kerja keras yang dilakukan oleh aparat kepolisian, satpam, hansip, pengurus kampung dan segenap elemen masyarakat yang turut serta dalam mewujudkan kamtibmas di wilayahnya memang layak untuk memperoleh apresiasi. Selain kerja keras, tak jarang mereka terpaksa harus menjadi korban akibat ulah penjahat yang nekat. Mereka rela mengorbankan nyawanya demi mewujudkan keamanan di dalam masyarakat.

Memang sudah banyak upaya yang dilakukan dan banyak pula yang telah dikorbankan demi mewujudkan kamtibmas, namun dalam realitasnya masalah ini tidak semakin reda, bahkan ada kecenderungan terus mengalami peningkatan. Angka kriminalitas, baik yang dilansir media, pihak kepolisian maupun kejaksaan, dari tahun ke tahun kian besar.

Kalau dicermati, kemiskinan, ketidakadilan sosial, pengangguran dan terbukanya sebuah peluang untuk melakukan tindak kejahatan ikut memberikan andil yang besar bagi peningkatan masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Faktor-faktor inilah yang acapkali tidak disadari oleh para pemimpin parpol, elit politik, anggota legislatif maupun eksekutif sehingga masalah Kamtibmas tidak kunjung usai. Beruntunglah sejak Kapolri dijabat Jenderal Pol Sutanto, banyak gebrakan yang telah dilakukan sehingga masalah Kamtibmas juga menjadi salah satu program kerja yang ditargetkan. Kapolri sekarang, Jenderal Pol Bambang H Danuri, juga dituntut seperti itu, atau kalau bisa menjadi lebih baik lagi.

Kendati demikian, sebagai warga masyarakat, kita tak bisa terus menerus meng-gantungkan masalah Kamtibmas ini ke pundak aparat keamanan semata. Artinya setiap anggota masyarakat harus selalu mempersiapkan diri guna mewujudkan keberhasilan masalah Kamtibmas. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mewujudkan keluarga-keluarga yang harmonis. Ini karena keluarga merupakan institusi terkecil dalam masyarakat yang punya peran cukup strategis dalam mewujudkan Kamtibmas.

Keharmonisan dalam keluarga bisa diwujudkan dengan menjalin hubungan yang sehat, saling memperhatikan, saling menghormati, saling menghargai, dan toleransi antarsesama anggota keluarga. Masing-masing anggota keluarga harus bisa memahami dan menyadari akan hak dan kewajiban masing-masing sehingga setiap anggota keluarga dapat menjalankan fungsinya dengan baik dan lancar. Orangtua harus bisa memainkan peran sebagai pelindung, pengayom dan pendidik bagi anak-anak sehingga anak-anak dapat menghormati kedua orangtuanya. Orangtua juga harus bisa mewujudkan kasih sayang lahir batin kepada anak-anaknya sehingga semua permasalahan yang terjadi dalam keluarga dapat diatasi secara kekeluargaan juga.

Hubungan yang Sehat

Hubungan yang sehat antara anak dengan anak lainnya, antara anak dengan orangtua, dan antara menantu dengan mertua, harus bisa diwujudkan secara baik. Kegagalan dalam menjalin hubungan yang sehat ini akan dapat melahirkan friksi dan benturan-benturan dalam keluarga yang bisa berkembang ke arah tindakan kejahatan. Maraknya kasus anak yang berani membunuh orangtuanya, ataupun seorang menantu yang tega menghabisi nyawa mertuanya, ataupun maraknya kasus pembunuhan dalam keluarga, merupakan bukti kongkrit betapa buruknya pola komunikasi dan hubungan yang dijalin dalam keluarga.

Karenanya, orangtua tidak boleh menampilkan sosok yang garang mentang-mentang menjadi orang yang tua sehingga gila hormat sehingga anak-anaknya patuh hanya karena merasa takut saja. Begitu pula anak-anak juga tak boleh terlalu manja sehingga orangtua tidak melakukan diskriminasi dalam memberikan perhatian kepada anak-anaknya. Yang ideal, anak harus bisa menghormati orangtua dan orangtua mampu bersikap adil kepada anak-anaknya.

Keluarga yang tak harmonis kerapkali menjadi biang keladi bagi anak untuk melarikan diri dari rumah untuk mencari kesenangan pribadi. Akhirnya miras, judi, seks dan narkoba terpaksa menjadi ajang pelarian yang merugikan dan merusak mental anak-anak. Keluarga yang tak harmonis juga bisa menyebabkan suami atau istri nekat mencari kesenangan dan kepuasan sendiri di luar rumah tangganya. Begitu pula anak yang minggat dari keluarganya akibat tidak memperoleh kasih sayang dan perhatian yang serius dari keluarganya.

Secara teoritis, untuk membentuk keluarga yang harmonis tampaknya mudah, namun dalam praktek sehari-hari tidak semudah yang dibayangkan. Buktinya banyak keluarga yang gagal dalam mempertahankan keutuhannya sehingga menjadi keluarga yang berantakan (broken home). Banyak usaha yang bisa dilakukan dalam membina keluarga yang harmonis, di antaranya keluarga itu dibangun atas dasar ikatan pernikahan yang sah, mempunyai jumlah anak yang cukup, memiliki penghasilan yang memadai dan mempunyai tempat tinggal yang layak. Komunikasi yang sehat dan terbuka juga amat menunjang terciptanya keluarga yang harmonis.

Di samping itu, keluarga yang dilandasi dengan kehidupan beragama yang kuat juga merupakan sokoguru bagi terwujudnya keluarga harmonis. Agama bisa dijadikan sarana untuk meredam konflik yang timbul dalam kehidupan keluarga. Agama juga bisa menjadi perisai yang kokoh untuk mengendalikan diri dari perbuatan jahat dan merugikan orang lain.

Dengan demikian agama harus bisa dipahami oleh setiap anggota keluarga, baik secara teori maupun dalam prakteknya. Jika setiap keluarga yang ada dalam ma-syarakat bisa mewujudkan keharmonisannya, keamanan dan ketertiban dalam masyarakat akan terwujud. Singkatnya, keluarga yang harmonis merupakan kunci bagi kesuksesan dalam mewujudkan kamtibmas. Semoga kita semua menyadarinya!***

Senin, 19 Oktober 2009

Giat Pengawalan dan Surveilance Lokasi Gempa/Longsor Cianjur


 
 
 
 



 

Giat Pengawalan Presiden SBY ke lokasi Longsor dan Surveilance Bencana Longsor akibat Gempa di Desa Cikangkareng
Kecamatan Cibinong pada tanggal 03 September 2009

Arah Tujuan dan Lingkup Kegiatan (Visi-Misi)


Minggu, 18 Oktober 2009

Dasar Hukum dan Data Administrasi


Sabtu, 17 Oktober 2009

Pawai Pembangunan Kabupaten Cianjur





 
 
SENKOM MITRA POLRI KAB. CIANJUR TURUT SERTA DALAM PAWAI
PEMBANGUNAN YANG DISELENGGARAKAN PEMKAB CIANJUR
TANGGAL 18 AGUSTUS 2009

Pelantikan dan Pelatihan Senkom Cianjur








Upacara Pelantikan Pengurus Senkom Mitra Polri Lokal Jabar 05 Kab. Cianjur
dan Pelatihan bagi Anggota Di Aula Gedung Dakwah Cianjur
25-26 April 2009

Selasa, 13 Oktober 2009

Operasi Ketupat Lodaya 2009

Slide1
Slide4

Pada hari Sabtu tanggal 12 September 2009 telah dilaksanakan Upacara Gelar Pasukan Operasi Ketupat Lodaya 2009 yang bertempat di Lapangan Prawatasari Joglo Kab. Cianjur.
Slide3
Presentation2

Kekuatan Personil Polres Cianjur secara penuh dikerahkan beserta Kendaraan Patroli Roda4 maupun Roda2 Samapta, Lantas dan 90 Personil Senkom Mitra Polri dalam rangka Operasi Ketupat Lodaya 2009

Peta Cianjur


Jumat, 09 Oktober 2009

Apa Itu Senkom?

SESUAI DENGAN UU NOMOR 2/2002 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT YANG BERTUMPU PADA SISTEM PENGAMANAN SWAKARSA. SENTRA KOMUNIKASI MITRA POLRI (SENKOM) MERUPAKAN KEPANJANGAN TANGAN POLRI DALAM PELAKSANAAN TUGAS, KHUSUSNYA DI BIDANG KAMTIBMAS.

PERPOLISIAN MASYARAKAT (POLMAS) MERUPAKAN PARADIGMA BARU KEPOLISIAN DALAM MENJAGA DAN MENGANTISIPASI GANGGUAN KEAMANAN KETERTIBAN MASYARAKAT (KAMTIBMAS). DI SAMPING ITU JUGA MERUPAKAN PARADIGMA BARU KEPOLISIAN YANG SIFATNYA PRO AKTIF DALAM UPAYA MELAYANI WARGA